Shoppe Mall Shoppe Mall Shoppe Mall

Franz Dähler: Menyatukan Filsafat, Evolusi, dan Toleransi

Shoppe Mall

Franz Dähler: Imam Katolik Swiss yang Menyatukan Sains, Agama, dan Kemanusiaan di Indonesia

iNews Dumai- Franz Dähler (juga dieja Dahler) adalah seorang imam Katolik, teolog, dan pendidik asal Swiss yang dikenal luas di Indonesia berkat perannya dalam memajukan pemikiran ilmiah, filsafat, dan dialog antaragama. Lewat karya-karyanya yang berani dan pendekatan lintas disiplin, Dähler menjembatani ilmu pengetahuan dan iman, serta mendorong toleransi antarumat beragama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

Franz Dähler: Menyatukan Filsafat, Evolusi, dan Toleransi
Franz Dähler: Menyatukan Filsafat, Evolusi, dan Toleransi

Baca juga : Cuaca Riau Hari Ini: Pagi dan Malam Hujan, Siang Cerah Berawan!

Shoppe Mall

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Franz Dähler lahir pada 17 Mei 1922 di St. Gallen, Swiss. Ia menempuh pendidikan di bidang filsafat dan teologi di kota Innsbruck, Austria. Setelah menyelesaikan pendidikannya dan ditahbiskan sebagai imam Katolik pada awal tahun 1950-an, Dähler kemudian bergabung dengan ordo Yesuit, yang dikenal sebagai ordo intelektual dalam Gereja Katolik.

Sebagai bagian dari pengabdiannya, ia dikirim ke Indonesia pada tahun 1961, sebuah negara yang tengah membangun sistem pendidikan nasionalnya di

Mengabdi di Indonesia: Dosen, Penulis, dan Penggerak Intelektual

Di Indonesia, Dähler mengajar di berbagai kota seperti Magelang, Semarang, dan Jakarta. Ia dikenal sebagai dosen filsafat dan teologi di berbagai institusi, termasuk Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Diponegoro (UNDIP).

Namun, lebih dari sekadar pengajar, Dähler adalah seorang penulis aktif. Ia menulis beberapa buku berbahasa Indonesia yang membahas hubungan antara teori evolusi dan pandangan teologis, salah satunya yang paling terkenal adalah:

  • “Asal dan Tujuan Manusia” (1971)

  • “Pijar Peradaban Manusia – Denyut Harapan Evolusi” (2000)

  • “Teori Evolusi – Asal dan Tujuan Manusia” (2011)

Melalui buku-buku ini, Dähler berusaha menjawab pertanyaan mendasar manusia: “Dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi?”, dengan cara yang menghormati ilmu pengetahuan sekaligus memelihara iman. Ia menjelaskan evolusi manusia bukan sebagai ancaman bagi agama, melainkan sebagai bagian dari rencana besar penciptaan.


Pendekar Dialog Antaragama

Salah satu kontribusi terbesar Franz Dähler di Indonesia adalah perannya dalam membangun dialog lintas agama, terutama antara umat Katolik dan Muslim. Ia dikenal sebagai pribadi yang terbuka, penuh respek terhadap keyakinan orang lain, dan aktif menghadiri serta menyelenggarakan forum diskusi lintas iman.

Di ruang kuliah, ia tidak hanya mengajarkan filsafat dan teologi Katolik, tapi juga memfasilitasi diskusi terbuka tentang Islam, Hindu, dan kepercayaan lain. Ini merupakan langkah progresif di masa ketika interaksi antaragama belum seintensif sekarang.


Kembali ke Swiss dan Pengabdian Sosial

Pada akhir 1970-an, Dähler mengambil keputusan yang mengejutkan banyak orang: ia keluar dari imamat Katolik dan memilih menikah. Ia kembali ke Swiss dan kemudian bekerja di lembaga-lembaga sosial kemanusiaan seperti:

  • Caritas Swiss

  • UNICEF

  • Interteam – Sebuah organisasi yang mengirimkan relawan ke negara-negara berkembang

Meskipun tak lagi menjadi imam, semangat pengabdiannya tidak padam. Ia tetap aktif sebagai penulis, editor majalah, dan pembicara dalam isu-isu keadilan sosial, pendidikan, dan pembangunan masyarakat.


Autobiografi dan Warisan Pemikiran

Pada tahun 2009, Franz Dähler menerbitkan autobiografi berjudul “Der Indozeller – Ein Leben in Zwei Welten” (“Orang Indo-Swiss – Hidup di Dua Dunia”), yang mengisahkan perjalanan batin dan intelektualnya antara dua budaya: Eropa dan Asia, serta antara dua jalan hidup: imam dan warga sipil.

Dähler wafat pada 25 November 2013 di Kriens, Swiss, dalam usia 91 tahun. Namun warisannya tetap hidup di tengah komunitas akademik, lintas iman, dan generasi pelajar Indonesia yang pernah disentuh oleh pemikirannya.


Warisan Besar Franz Dähler

  1. Pengajar Progresif: Mengajarkan sains dan iman secara seimbang, dalam bahasa Indonesia yang lugas dan membumi.

  2. Penulis Visioner: Buku-bukunya masih digunakan di diskusi kelas filsafat dan teologi hingga kini.

  3. Jembatan Lintas Iman: Mendorong saling pengertian antara Katolik, Islam, dan agama-agama lain di Indonesia.

  4. Pekerja Sosial Global: Memberi inspirasi bahwa pelayanan tidak terbatas pada satu bentuk saja.


Penutup: Teladan Bagi Dunia yang Semakin Plural

Kisah hidup Franz Dähler adalah cermin dari kebijaksanaan seorang intelektual sejati. Ia mengajarkan bahwa agama tidak harus kaku, bahwa ilmu pengetahuan tidak meniadakan keimanan, dan bahwa perbedaan bisa menjadi jembatan, bukan jurang.

Bagi Indonesia, Franz Dähler bukan sekadar orang asing yang datang mengajar—ia adalah sahabat lintas iman, pembawa cahaya pengetahuan, dan panutan dalam keberanian berpikir terbuka.

Shoppe Mall