Dumai- Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Riau, bersama Bea Cukai Dumai, melakukan pemusnahan terhadap 1.200 keranjang buah mangga ilegal asal Malaysia pada Kamis, 22 Mei 2025. Buah mangga yang memiliki nilai lebih dari Rp280 juta ini dimusnahkan setelah berhasil diamankan dalam Operasi Patroli Laut.
Komitmen Bea Cukai dalam Pengawasan
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Riau, Anton Mawardi, menjelaskan bahwa kegiatan pemusnahan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Bea Cukai dalam menjalankan fungsi pengawasan di wilayah perairan Indonesia. “Pemusnahan ini adalah langkah konkret kami dalam menjaga kedaulatan wilayah serta mencegah masuknya barang ilegal yang berbahaya bagi masyarakat,” ujarnya dengan tegas.
Kronologi Penindakan
Penindakan terhadap buah mangga ilegal ini bermula pada Selasa, 13 Mei 2025, di perairan Bagan Siapi-api, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Tim Kantor wilayah Bea Cukai menerima informasi intelijen mengenai dugaan penyelundupan buah mangga dari Port Klang, Malaysia, menuju Bagan Siapi-api menggunakan kapal KM Ariya Saputra.
Baca Juga : Klasemen F1 2019 Usai Bottas Menangi GP Australia
Penangkapan dan Pemeriksaan
Pada pukul 22.00 WIB, kapal tersebut berhasil dihentikan oleh tim patroli laut di tengah perairan Bagan Siapi-api. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kapal tersebut memuat buah mangga susu gold asal Malaysia yang tidak dilengkapi dengan dokumen kepabeanan. Kapal kemudian dikawal menuju dermaga Pelabuhan Dumai untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Setelah dilakukan pemeriksaan di darat, petugas menemukan sekitar 1.200 keranjang mangga ilegal dengan estimasi nilai barang sebesar Rp280.121.040,00. Selain itu, petugas juga mengamankan nakhoda kapal dan lima orang anak buah kapal (ABK) untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sinergi untuk Pemberantasan Penyulundupan
Anton Mawardi menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat sinergi dengan berbagai institusi dan aparat penegak hukum guna meningkatkan efektivitas pengawasan dan pemberantasan penyelundupan barang. “Kami akan terus hadir sebagai garda terdepan dalam melindungi masyarakat dari bahaya barang ilegal,” pungkasnya.
Dampak dan Harapan ke Depan
Pemusnahan buah mangga ilegal ini bukan hanya sekadar tindakan penegakan hukum, tetapi juga merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari potensi bahaya yang ditimbulkan oleh barang-barang ilegal.
Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai instansi sangat penting dalam memberantas penyelundupan barang ilegal. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat lebih efektif dalam menjaga keamanan dan kedaulatan wilayahnya
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Kantor wilayah Bea Cukai, diharapkan ke depan akan semakin banyak tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah masuknya barang ilegal ke Indonesia.
Penguatan Pengawasan Berkelanjutan di Wilayah Perairan
Keberhasilan penindakan dan pemusnahan barang ilegal seperti buah mangga ini menjadi bukti nyata bahwa pengawasan di wilayah perairan Indonesia terus diperkuat. Seluruh kegiatan pengawasan dan pemberantasan penyelundupan tidak hanya dilakukan secara insidental, melainkan dirancang secara sistematis dan berkelanjutan.
Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Ekonomi Lokal
Dampak positif dari tindakan tegas tersebut tidak hanya dirasakan di tingkat pengawasan, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat luas. Dengan mencegah masuknya barang ilegal, harga barang legal di pasar lokal dapat terjaga stabilitasnya. Begitu pula dengan perlindungan terhadap pelaku usaha yang menjalankan bisnis secara sah.
Di sisi lain, tindakan tegas terhadap barang ilegal juga berperan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Barang-barang yang masuk tanpa melalui pengawasan resmi berpotensi mengandung bahan berbahaya atau tidak memenuhi standar kualitas yang berlaku.
Komitmen Bea Cukai sebagai Garda Terdepan
Tidak hanya sekedar menindaklanjuti temuan, tetapi juga secara aktif mencegah melalui kerja sama lintas sektor yang semakin erat.
Karena pada dasarnya, keamanan negara dan kelancaran ekonomi sangat tergantung pada sinergi antara pengawas, aparat, dan masyarakat luas.